Pada acara Technosignatures Workshop yang diadakan di Houston tanggal 26 September lalu, Badan Antariksa AS (NASA) baru saja mengungkapkan rencana baru untuk mencari peradaban asing atau alien. Rencana baru yang akan digunakan adalah Technosignature.
Technosignature sendiri merupakan metode pencarian alien dengan mendeteksi teknologi yang berasal dari tempat lain di galaksi.
Perlu diketahui, sebagai spesies, kita telah memancarkan berbagai sinyal ke luar angkasa sejak siaran radio pertama sekitar 100 tahun lalu.
Artinya, jika ada peradaban maju di luar sana yang menemukan sinyal-sinyal ini, itu akan menunjukkan keberadaan kita di alam semesta.
Bertolak dari hal inilah, NASA berpikir bahwa cara terbaik mencari tanda kehidupan cerdas adalah dengan mencari penanda teknologinya.
Seperti Apa Technosignature Itu?
Pada acara tersebut, NASA juga berbicara tentang mendeteksi kota-kota besar di planet lain melalui Heat Signature mereka, dan mendeteksi satelit yang mengorbit planet lain.
Namun dalam masing-masing kasus ini, setiap tekonologi kemungkinan tidak akan selalu ke arah kita. Ini akan membutuhkan beberapa metode lanjutan untuk menentukan apakah yang dicari oleh penelusur sebenarnya adalah technosignatures.
SETI Akan Kembali Bekerja
Sebelumnya, Program SETI, usaha NASA mencari kehidupan alien di luar Bumi disetop pada 1993. Usaha tersebut dihentikan oleh Kongres Amerika Serikat karena menghabiskan banyak dana dan usaha pencarian ini dianggap tidak penting untuk dilakukan.
Namun, Sekarang NASA akan kembali melakukan pencarian tersebut setelah diminta kembali oleh Kongres beberapa bulan yang lalu.
Sebelumnya, SETI lebih mencari sinyal radio yang disengaja yang dikirim oleh peradaban lain. Pencarian baru ini akan berbeda dalam ruang lingkup. Technosignatures adalah sinyal yang tidak disengaja yang memberikan bukti adanya peradaban teknologi.
Teleskop Sebagai Pendukung
Teleskop Antariksa kedepannya (Seperti James Webb) dalam tahap desain dan konstruksi yang memungkinkan kita untuk memotret planet eksoplanet, untuk mempelajari atmosfernya, dan berpotensi mendeteksi titik panas di permukaannya.
Banyak orang berpikir bahwa alien memang ada. Itu karena di galaksi Bima Sakti setidaknya terdapat 40 miliar planet seukuran Bumi yang berada di zona layak huni (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin serta keberadaan air).
Padahal, Bima Sakti sendiri hanya salah satu galaksi. Setidaknya masih ada 100 miliar galaksi di alam semesta.
Alasan ini menyulitkan banyak orang untuk membayangkan bahwa kita sendirian di alam semesta ini.
Meski begitu, menemukan keberadaan kehidupan cerdas adalah masalah tersendiri bagi NASA.
NASA percaya suatu saat kita bisa menemukan technosignature dalam bentuk sinyal komunikasi radio atau emisi laser.
Sinyal Misterius Dari Alam Semesta
FRB sendiri adalah semacam kilatan energi yang telah melakukan perjalanan miliaran tahun cahaya dan memiliki intensitas layaknya 100 Matahari.
Namun dilaporkan oleh Live Science, dalam sebuah riset terbaru yang telah dipublikasikan di jurnal Nature, ditemukan adanya "serbuan" FRB ke Bumi. "Serbuan" FRB ini berhasil dideteksi berkat teleskop-teleskop canggih di Australia.
Walaupun telah ditemukan sinyal tersebut, NASA tetap mengingatkan bahwa para ilmuwan membutuhkan lebih dari sekedar sinyal radio untuk menunjukkan alien benar-benar nyata.
"Para ilmuwan mengingatkan bahwa kita akan membutuhkan lebih dari sekedar sinyal yang tidak dapat dijelaskan untuk secara definitif membuktikan keberadaan kehidupan teknologi. Misalnya, ada banyak gangguan frekuensi radio dari sumber-sumber yang berbasis di Bumi," ungkap badan antariksa tersebut dikutip dari Newsweek
"Meskipun kita belum menemukan tanda-tanda kehidupan di luar bumi, NASA memperkuat mengeksplorasi tata surya dan lebih jauh untuk membantu umat manusia menjawab apakah kita sendirian di alam semesta," imbuh mereka.
Selain dengan technosignature, NASA juga terus mencari biosignature atau penanda biologi di berbagai planet untuk membuktikan kita tidak sendirian.
"Dari mempelajari air di Mars, mencari-cari dunia‘ lautan ”yang menjanjikan, seperti Europa atau bulan Saturnus, Enceladus, untuk mencari biosignature di atmosfer planet luar angkasa, misi sains NASA bekerja sama dengan tujuan untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi yang tak salah lagi," tutur pihak NASA.
"Dan mungkin kehidupan itu memang bisa lebih maju secara teknologi daripada kehidupan kita sendiri," tegas mereka.
Usaha Sebelumnya
Sejak teleskop luar angkasa Kepler milik NASA diluncurkan pada 2009, telah ditemukan ribuan planet di tata surya yang memiliki ukuran serupa dengan Bumi dan berada pada zona yang memungkinkan kehidupan.
Dengan begitu, prospek adanya kehidupan mirip Bumi di luar sana semakin meningkat. SETI Institute di California, AS, telah lama mencari sinyal dari makhluk luar angkasa, dan banyak organisasi swasta yang juga melakukan hal serupa.
Ada The Breakthrough Listen project, yang dibiayai miliarder Rusia Yuri Milner, yang telah mencari kehidupan alien sejak 2016. Ada juga teleskop China, FAST, yang telah mulai mencari kehidupan di luar Bumi.
Kemungkinan untuk menemukan kehidupan lain di luar Bumi memang kecil, dan bahkan keberadaan mereka sendiri diperdebatkan. Namun telah ada beberapa riset yang memberikan anggapan bahwa hal tersebut bisa dilakukan.
"Banyak misi NASA yang saling berkolaborasi dengan tujuan untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi," papar NASA.
"Kami juga berusaha menemukan kehidupan yang mungkin lebih maju secara teknologi dibanding kita."
0 comments:
Post a Comment